dan nikmati setiap prosesnya.

Sunday, December 22, 2013

[ Day 7 : Mimpi Nomor 33... Selamaat Makaaan ! ]

Hujan dengan ramainya mengguyur kota semalam suntuk. Menerjang deras di genteng-genteng rumah warga. Menyapu sekujur tubuh dari tungkai hingga tengkuk meringkuk menahan dingin kelembaman. Jaket dan selimut pun dibalut bertumpuk-tumpuk melawan hembusan berat udara yang bercampur titik-titik minor air yang berbintik-bintik di ujung bulu-bulu lengan dan kaki. Membuat pemiliknya bergetar berdesak-desakan dengan sosok di kanan kirinya. Pilihan terbaiknya adalah duduk manis melingkar rapat menikmati sepiring gorengan yang baru saja diangkat dari minyak panas. Menghangatkan malam hingga kantuk menutup kedua kelopak mata dan keluarga kecil ini pun terlelap.

Hingga terlihat jelas garis benang putih dari benang hitam, fajar yang melontarkan cahaya kuning tipis mengkilat dan menghamburkannya di ufuk timur. Sepertinya langit telah mencurahkan semua isi air di mendung hitam dan menggantinya dengan guratan cirrus-cirrus tipis. Putih panjang membelah kubah langit yang separuh terang dan sisanya masih gelap menghabiskan malam. Membangunkan para ayam jantan agar menyerukan nyanyian pagi pada daun-daun telinga yang masih membeku di balik selimut tebal

Aku berjalan pelan menuju pekarangan kecil di depan rumah. Menyibak embun yang membasuh hijau rumput dedaunan. Duduk tepekur di kursi dari batu menikmati secangkir kopi yang asapnya menggumpal gumpal menguapkan tekanan panas pada wajahku yang masih kusut. Setelah beberapa jam sebelumnya mengantarkan dua wanita tercantik itu ke pasar di tengah kota. Memenuhi tiga per empat dari isi mobil kecil yang kini parkir tepat di depanku dengan berbagai kebutuhan dapur besar untuk hari ini. Mulai dari aneka sayur mayur hingga berjenis-jenis bumbu dan rempah-rempah. Juga beberapa drum ikan segar sebagai bahan wajib di daftar panjang belanja kedua ibu itu.

Haaaaah. Sekarang tugasku berlanjut dengan mencuci bersih mobil ini setelah sebelumnya menerjang kolam-kolam kecil di sepanjang jalanan. Menyisakan setengah cangkir kopi yang mulai mendingin aku menarik selang panjang dan menyemburkan air di sekujur badan mobil. Mendadak sepasang lengan kecil mengalung di leherku. Si kecil manis yang melompat cepat di punggungku ingin meraih selang di tangan kananku. Aku sedikit terhuyung jatuh namun bisa kutahan dengan tangan kiri. Tapi kemudian kembarannya yang masih menenteng gayung datang menyambar selang yang lepas dari genggamanku mengubah arah semburannya tepat di wajahku. Tak bisa kuelakkan. Hingga akhirnya sesosok dengan jilbab merahnya datang menghampiri kami bertiga, menggendong cekatan kedua jagoan kecil itu dan berkata..."Adeeeek. mandinya di dalam aja, kasihan tuh ayah". Hahahaha. Ada-ada saja.

Hari pun menjelang siang. Kini aku berada di rumah makan kecil tak jauh dari rumah sebelumnya. Yang dihubungkan oleh jalan setapak dengan batu yang tertata rapi sepanjang kurang lebih 50 meter mendekati jalan utama. Seperti biasa burung-burung dara yang asyik bercengkerama selalu menyapa kami yang sedang membersihkan rumah makan ini. Sesekali  mereka turun meminta bulir-bulir jagung kepada empunya rumah. 




Rumah makan ini dibagi menjadi 2 tempat utama. Di ruang sebelah kanan tertata dengan sederhana beberapa meja bundar dengan 4 kursi mengelilinginya. Seperabot ornamen dan bunga diset ramping di tengah-tengahnya. Dengan kaca jendela yang besar memberikan penyinaran terang di seluruh ruangan yang didominasi dengan warna hijau-kuning di dinding dindingnya. Sekaligus bisa memberikan pandangan jelas ke arah jalan utama yang setiap hari dilalu-lalangi kendaraan dari mobil hingga delman. Beberapa lukisan sederhana pun dipajang di sekelilingnya. Melangkah sedikit ke arah barat, melewati pilar-pilar bambu bercat coklat berjarak renggang, kita sudah pindah di ruang lesehan di sisi kiri.

Di ruangan sebelah kiri ini pengunjungnya bisa duduk santai di selasarnya yang panjang. Atau bisa menikmati hidangan makan di pondok-pondok kecil di pekarangannya sembari lesehan. Sekaligus memandang kolam ikan yang setiap harinya bisa dipancing ikannya kemudian diolah sesuai permintaan. Selain menyajikan masakan olahan ikan berbagai macam, rumah makan ini juga menyediakan prasarana pancing bagi yang suka berlama-lama menghibiskan waktunya. Kuncup-kuncup bunga teratai merah itu pun selalu bergoyang pelan karena ombak kolam yang riak senada dengan teriakan pemegang gagang pancing yang menarik calon santapannya. 

Diantara kedua ruangan itu, dengan sedikit menjorok ke dalam, disediakan sebuah perpustakaan umum kecil yang buku-bukunya bisa dibaca oleh pengunjung rumah makan. Nampak dari luar, di balik dindingnya yang terbuat dari kaca sesosok perempuan yang tadi berjilbab merah sedang merapihkan beberapa rak buku. Juga membersihkan lantainya. Aku yang sedari tadi bermain dengan sapu di parkiran depan yang cukup luas dikagetkan oleh bel nyaring sepeda ontel bapak masuk ke parikran dengan cepat kemudian rem mendadak membuat sepeda tua itu mengepot serong sedikit menggaruk tanah yang diterjangya. Dengan mukanya yang riang menyambutku.
   "Selamat pagi Mas Fredy. Assalamu'alaikum"
   "Wa'alaikum salam Bapak. Ada berita apa hari ini?"
Seorang paruh baya yang setiap pagi mengantar koran dan beberapa majalah ke rumah makan ini. Seperti biasa dia langsung menata tumpukan koran itu rapi tepat di depan perpustakaan kaca dilengkapi dengan tag harga untuk setiap jenisnya. Tak lupa di atasnya disiapkan kaleng kecil tempat para pembeli koran menaruh uangnya. 
   "Ngopi dulu pak."
   "Udah, ga usah repot-repot mas."
Tak berlama-lama dia melanjutkan usahanya hari ini dengan setengah tumpuk lagi di keranjang sepedanya untuk dijual di lapaknya di tengah kota. Biasanya saat sore nanti dia akan kembali datang untuk merapikan koran-korannya yang tidak terjual dan kami berdua bercengkerama beberapa waktu hingga maghrib menjelang.

Dua jarum jam tepat di atas meja kasir dan pemesanan yang menjadi satu menunjukkan hampir pukul 8 pagi. Muncul beriringan pemuda pemudi bersetelan batik bernuansa hijau memasuki parkiran dengan motornya, beberapa berjalan kaki. Menerbangkan kawanan burung dara yang sedari tadi masih menari di hijaunya pekarangan.

Tanpa menunggu instruksi mereka menuju area kerja mereka masing-masing. Yah, mereka adalah para karyawan rumah makan ini. Yang di ''front area'' membersihkan dan menata seluruh ruang bermeja kursi hingga ruang lesehan. Beberapa ikut membantuku menata pekarangan dan menyirami bunga-bunga juga bonsai-bonsai di sekililingnya. Sedang yang di "back area" mulai menyalakan tungku-tungku, memanaskan minyak, merajang, memotong, mencuci dengan cekatan sesuai intruksi ibuku yang sebelumnya sudah berdiri khusuk menatapi bon-bon panjang di papan informasi di dinding dapur berukuran lumayan besar itu. Sedangkan bapak, seperti biasa mengukur lebar tinggi pohon pinus juga bambu apus agar selalu presisi dengan halaman parkir yang sedikir berjajar genjang itu. Kemudian mengarahkan beberapa karyawan membersihkan area kolam panciang ikan.
Tepat jam 8 pagi, kami semua berkumpul sejenak, memulai ihtiar pagi itu dengan setunduk doa. Sepatah dua patah cerita, yang dilanjutkan dengan gelak tawa. Selebihnya kami kembali ke tempa kami masing masing dengan senyum lebar karena pagi ini hingga maghrib nanti kami harus menularkan wabah bahagia kepada para pengunjung yang datang. 

Selalu dengan kata kunci wajiib setelah mereka menyajikan beberapa piring pesanan tamu dengan rapih. Dengan senyum lebar membuka penutup hidangan sembari mengucapkan....." Selamaat Makaaan !"


..............................................................................................................


Terima kasih untuk teman-teman yang sudah ikut mendoakan potongan-potongan mimpi saya. Juga memilihkan salah watu warnanya untuk kugoreskan di kanvas-kanvas harapan.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Jeda . . .
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham | Distributed by Tech Leaps

Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top