dan nikmati setiap prosesnya.

Thursday, December 12, 2013

[ Day 4 : Art+ist ]

"...most of you is artist, kamu moodian, :D"

Begitu ungkapan teman ku di twitter kepadaku beberapa hari yang lalu. Tersontak kaget dengan senyum mringis membacanya. Saya gitu loh, dibilang artis. Padalah kan masih jauh banget kali.

Tapi kalo yang berikutnya masih agak relevan lah. Sebagai seorang yang sedikit nomaden aku selalu berusaha menikmati setiap momen yang disisihkan Tuhan untukku. Ngobrol dengan tukang pom bensin, bercanda singkat dengan pak satpam, dan yang paling kugemari adalah mendorong motor yang kehabisan bensin dan sepanjang jalan ngobrol dengan mas-mas menanyakan rumah dan keluarganya tanpa kutanyakan namanya.

Jadi untuk mengartikan ungkapan temanku itu, maka aku anggap artis adalah bukan orang yang sering nongol di tipi-tipi membosankan itu. Tapi kusederhanakan menjadi "art" dan "ist", sebuah seni. Semua tentang seni, tak selalu diartikan indah. Dan mereka-mereka ini mengajarkan banyak kepadaku tentang seni itu (urut abjad).

1. Andrea Hirata

     Penulis Tetralogi Laskar Pelangi, novel urutan kedua yang kubaca dengan epilog dariku "Amazing". Sesuai dengan prolog bukunya, "The Most Powerful Book in Indonesia". Jujur, aku belajar banyak soal menulis dari novel-novel Mas Andrea yang sudah diterbitkan dalam 70 bahasa asing di seantero dunia. Jika ada waktu panjang aku ingin berlayar ke Pulau Belitong untuk mengunjung Musium Kata miliknya di sana

2. Anies Baswedan
     Rektor Universitas Paramadhina sekaligus pendiri Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar yang telah mengirimkan para sarjana-sarjana muda di kabupaten terpencil di ujung Indonesia. Bagi saya ajaran "akar rumput" yang kukenal dari web resmi Indonesia Mengajar adalah seni tersendiri seorang anak bangsa mencintai negaranya. Dan seni terakhir yang diajarkannya adalah seni #TurunTangan bukannya #TurunAngan.

3. Felix Siauw
    Ustadz berdarah cainnis ini mengembalikan kesukaanku ketika SD dulu pada sejarah. Kekecewaanku pada guru sejarah SMP menyebabku aku membencinya. Hingga akhirnya Mas Felix mengajarkan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dengan sejarah. Aku selalu sumringah ketika menonton video mas Felix downloadan dari Yutub bercerita soal sejarah Islam.

4. Salim A. Fillah

     Ketika berdiri di pintu bus Parangtritis-Giwangan aku tersontak oleh satu nama Jalan. Jalan Jogokaryan. "Waaah, itu kan rumahnya mas Salim A Fillah". Coba bisa mampir ke Masjid Jogokaryannya sekalian. Buku-buka mas Salim keren-keren. Apalagi tulisannya. Juga penuturan agamanya. Salah satu bukunya pun telah mengubah diriku juga cara pandangku.

5. Yusuf Mansyur
    Ustad yang mengajarkan satu seni paling sederhana yang sangat bermanfaat, sedekah. Selalu online di twitter, suka basa basi sana sini dan jeng-jeeeng..pajang foto. Tapi yang selalu diajarkan adalah kalo sedekah jangan mikir lama-lama. Kalo bisa malah jama'ah. Ini yang diduplikasi oleh teman-teman ku ketika kuliah dulu untuk patungan sedekah ke Karawang. Hmmm..kpaan ya bisa ke Istiqlal lagi ketemu nih Ustad?
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Jeda . . .
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham | Distributed by Tech Leaps

Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top