9 Februari 2013, Diary Note
Sederhana
"Cintai dan sayangilah seseorang sebatas tingkatan tertentu" (Kata-kata Hikmah)
Oke sobat,
kalo postingan kemarin tentang "Teman Sejati", maka yang Part. 2 ini
adalah tentang "Pasangan Sejati". Yah, sedikit penjabaran berdasarkan
utak-atik mathuk di otak ane. Dari terjemahan ayat yang ditulis di
Lembar Risalah, Jum'at 8/2/13.
"...Sesuatu
yang kelihatan baik, janganlah merangkulnya secara total, boleh jadi
berujung kesusahan bagi kita, dan bila melihat sesuatu yang buruk
janganlah ditolak secara total, boleh jadi kesudahannya baik bagi
kita..." (QS. Al Baqarah : 216)
Yang
paling bikin terasa beda buat ane di ayat tersebut adalah angka 216
nya. Cocok banget sama ane. Ane banget lah pokoknya. Secara ane lahir
tanggal 21 bulan 6. Jadi 216 kan? Terus angka itu juga ane jadiin
username dan alamat email ane sekarang di fredysetiawan216@gmail.com dan
fredysetiawan216@yahoo.com. Maka dari itu pas nungguin khotib naik buat
khotbah Jum'at ane jadi kepikiran keras nih. Sepertinya ayat ini harus
ane abadikan. Ane pikir-pikir, ane baca lagi terjemahan ayatnya. Pikir
lagi, sedikit berimajinasi. Alhamdulillah dapat serangkaian kalimat ini :
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Tak melebihi cintaku pada Tuhanku,
Tak melebihi cintaku pada Ibuku,
Tak melenihi cintaku pada Ayahku,
Tak melebihi cintaku pada Adikku...
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Sesederhana aku tak menyukai dirimu,
Semoga cinta ini mampu menutupnya,
Dengan sebuah kesederhanaan,
Yang teramat indah...
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.....(Fredy S.)
Memang
tak sebagus, semanis dan seromantis puisi 'Aku Ingin' milik Sapardi
Djoko Damono. Dengan bahasa sastra yang keren banget beliau menuliskan
puisi yang menggambarkan cinta seseorang pada pasangannya. Cinta yang
sederhana dalam artian tak mampu mengungkapkan apa yang dirasakan hingga
mungkin kesempatan itu hilang. Atau lebih sederhananya cinta yang
pernah sampai.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(Sapardi Djoko D.)
Berbeda
dengan yang ane tulis. Ane menulis lebih mengarah pada pasangan yang
sudah sah menurut Islam (pasangan suami-istri). Menurut pandangan ane,
cinta yang sederhana itu ketika kita mampu menempatkan pasangan, orang
tua, keluarga dan Tuhan dalam suatu tatanan kehidupan yang bahagia. Tak
ada satu pun yang dibuat terkuka dan ditinggalkan. Tidak boleh ketika
kita mencintai pasangan kita melupakan dan meninggalkan orang tua kita.
Apa lagi pada Allah SWT.
Ibu, Ayah ,
dan keluarga yang kita miliki merupakan 'Bidadari Pertama' yang
dianugrahkan Allah pada kita. Sedangkan pasangan hidup kita adalah
'Bidadari Kedua'. Jadi jangan dibalik-balik. Baca buku Ippho Santosa "7
Keajaiban Rezeki" di Bab : Sepasang Bidadari. Sobat bakal terbuka
matanya.
So, saran
ane .... buat sobat-sobat semua, terutama yang ikhwan-ikhwan. Jangan
terlalu tergila-gila dan menggantungkan diri dengan pasangan (istri)
anda. Ingat, posisikan Orang tua di atas dia, Tuhan di atas
segala-galanya. Itulah 'Pasangan Sejati', Tuhan dan Sepasang Bidadari
(Orang Tua-Istri). Yakin deh. Ilmu Yakin.
Cintailah pasangan anda dengan sederhana.
Semoga cinta ini mampu menutupnya,
Dengan sebuah kesederhanaan,
Yang teramat indah...
Amiin.
0 comments