1-3 June 2012, Summit Note
Hmmm......udah lama ga' gowess ke alam nih. Kangeen. Semoga
keinginan muncak ke Gunung Lawu jadi bulan ini. Udah kangan hawa dingin.
Asal ga pake badai sih. heheh. Yah, kadang memang begitu ironi. Gunung
lawu kan deket banget sama rumah. Tiap hari kelihatan banget menjulang.
Sampai tak bosan-bosan. Tapi sebagai putra asli Gunung Lawu. Sekalipun
belum pernah nikmatin pucuknya. Ironi banget ya??
Tapi, daripada kesel gara-gara belum bisa muncak, nulis perjalanan
muncak ke Gunung Pangrango tahun lalu deh, bareng sama anak-anak
Mapatra (Mapala Polman Astra). Seperti yang kita ketahui sobat alam,
Gunung Pangrango adalah salah satu gunung yang masuk kawasan Taman
Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGGP) di Cibodas, Jawa Barat. Deket
banget sama Gunung Gede, jadi kalo misal sobat alam fisiknya oke bisa
langsung naik 2 gunung tersebut dalam satu pendakian. Pangrango adalah
gunung tertinggi ke-dua di Jawa Barat setelah gunung Ciremai dengan
ketinggain 3.019 mdpl. Dapat diakses melalui 3 jalur yang sering
dilewati pendaki, yaitu
- Jalur Cibodas (Cipanas), merupakan pintu masuk utama dan kantor pusat Taman Nasional. Berjarak kira-kira 100 km dari Jakarta / 2,5 jam dengan mobil, 89 km dari Bandung / 2 jam naik mobil.
- Jalur Gunung Putri (Cianjur), dekat dengan Cibodas dan dapat dijangkau lewat Cipanas atau Pacet. Pintu Selabintana (Sukabumi) berjarak 60 km dari Bogor / 1,5 jam naik mobil, dan 90 km dari Bandung / 2 jam naik mobil.
- Pintu Situgunung/Selabintana (Sukabumi), berjarak 15 km dari Selabintana ke arah Bogor. Jalur menuju puncak Gunung Gede dan Pangrango memiliki jalur yang sangat jelas, kecuali pintu masuk Situgunung.
http://palapa.nice-topics.com/t26-tips-mendaki-gunung-gede-pangrango
Jalur tercepat untuk menuju puncak Pangrango adalah Jalur Cibodas. Karena rutenya lagsung menuju arah puncak. Jika
sobat alam lewat Jalur Gunung Putri atau Selabintana untuk neik Gunung
Gede, maka sobat harus naik dulu ke Gunung Gede. Terus turun arah
Cibodas sampai Pos Kandang Badak (pertigaan) ambil Jalur menuju Puncak
Pangrango.
Untuk perizinan, para sobat harus booking terlebih dahulu 3 hari
sebelum pendakian (aturan dari Taman Nasional). Booking hanya dilayani
di Pintu Masuk Cibodas. Peraturan pendakian gunung Pangrago :
- Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diperlukan bagi pendaki gunung atau wisatawan yang dari Cibodas menuju Air terjun Cibeureum melanjutkan ke Air Panas. Wisatawan yang menuju Air terjun Cibeureum lewat Selabintana. Dari perkemahan Bobojong memasuki Taman Nasional lewat Gunung Putri.
- Bagi para pendaki gunung harus minta ijin ke kantor pusat taman di Cibodas, 3-30 hari sebelum pendakian harus booking dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang per malam.
- Jam buka kantor pengurusan ijin:
Senin - Kamis jam 07.30 - 14.30
Jumat jam 07.30 - 11.00 - Pendaki harus menyerahkan photo copy KTP atau Surat ijin Orang Tua bagi yang belum memiliki KTP.
- Penjaga akan memeriksa barang-barang bawaan dan perijinan sebelum memasuki taman.
- Dilarang membawa binatang ke dalam taman.
- Dilarang membawa senjata tajam termasuk pisau dan peralatan berburu.
- Dilarang membawa perlengkapan radio dan bunyi-bunyian ke dalam taman, ijin khusus diperlukan bagi pengguna "walkie-talkie".
- Dilarang membuat api unggun yang beresiko tinggi penyebab kebakaran hutan.
- Dilarang mengganggu, memindahkan, atau merusak barang-barang milik taman. Termasuk mencorat-coret batu atau pohon.
- Dilarang memetik bunga atau mencabut tanaman.
- Mendakilah mengikuti jalur utama. Memotong jalur dapat merusak taman dan juga sangat berbahaya.
- Jangan tinggalkan sampah, sangat sulit dan lama untuk membersihkan sampah dan botol-botol di gunung. Bawa kembali semua sampah ke luar taman.
- Jangan mecemari atau mengotori sungai, pada saat mandi jangan gunakan sabun atau bahan pencemar lainnya.
- Melapor kembali ke penjaga taman ketika meninggalkan taman dan menyerahkan surat ijin masuk.
- Dilarang membawa minumam beralkohol ke dalam taman.
"Gede-Pangrango dan MAPATRA..."
Jum'at, 1 Juni :
Jum'at, 1 Juni :
Mengawali pertengahan tahun lalu, 1-3 Juni 2012. Temen-temen
Mapala Polman Astra (MAPATRA) melakukan ekspedisi ke Gunung Gede -
Pangrango. Dalam rangka pengukuhan anggota Mapatra 2012. Ekspedisi ini
dibagi dalam 2 tim, yaitu Tim Gede dan Tim Pangrango. Rencananya kedua
tim ini akan berangkat bersama dari kampus hari Jum'at 1 Juni 2012.
Kemudian Tim Pangrango akan mendaki lewat Cibodas da Tim Gede mendaki
via Gunung Putri di hari Sabtu, 2 Juni 2012. Dan keduanya akan bertemu
kembali di pertigaan Kandang Badak hari Minggu, 3 Juni 2012. Kemudian
melanjutkan perjalanan pulang via Cibodas.
Kebetulan ane masuk dalam Tim Pangrango bersama 10 anggota Mapatra yang lain : Rian "Owed", Faqih "Lapor", Afif "Tison", Erlangga "Owa", Imam "Tilo", Doddy "Jeblos", Mansur "Cemong", Juliandris "Sobek", Mutiara "Lelet",& Gemi. Sedangkan Tim Gede : Arum "Gembel", Gunawan "Nganu", Kholis ''Cenda", Radifan ''Beyeng", Alex "Kode", Saipul ''Owi", Galih "Beser", Agam "Huah", Ferza "Dokem" & Citra "Jenong".
Bertolak dari kampus hari Jum'at malam. Setelah sebelumnya melakukan packing di hall, pukul 21.00 kita berangkat ke Terminal Kampung Rambutan naik busway. Kemudian disambung bus Jakarta-Sukabumi. Di pertigaan Cibodas ane bersama Tim Pangrango turun dan kita berpisah. Ane dan anak-anak Mapatra dalam Tim Pangrango langsung sewa angkot ke Base Camp Cibodas. Pengen punya pengen ingin istirahat di Green Ranger, eh udah penuh. Yaudah akhirnya istirahat di teras warung di Cibodas. Terus ngobrol ga jelas sama anal-anak Menwa Jayabaya sampe pagi.
Sabtu, 2 juni :
Minggu pagi, setelah sarapan. Langsung nembak puncak. Jam 07.00 kita berangkat nge-track. Jalur awal masih datar dengan vegetasi yang renggang & masih ada ladang penduduk sampai pada Pos Panyangcangan. Setelah Pos Panyangcangan, track baru menanjak dengan vegetasi yang semakin merapat. Tapi Tim Pangrango malah memisah jadi dua grup. Seperti biasa, grup Pelopor sama Penyapu. Lima orang di depan termasuk ane jadi pembuka jalan. Hanya terpisah beberapa meter dari tim penyapu. Sekitar pukul 10.30 nyampe di Air Panas Cibodas. Kemudian langsung jalan sampai di Pos Kandang Batu. Istirahat sebentar sambil makan roti. Sembari menunggu tim penyapu kelihatan pertama mukanya. Begitu diteriakin ada jawaban. Ane dkk, langsung jalan lagi sampe ke Pos Kandang Badak buat makan siang. Pukul 12.00 Pas. Molor banget dari perkiraan. Maklum lah, anak-anak baru pertama kalinya ke sini.
Sambil nunggu tim penyapu dateng, kita buka komnes dan makan siang. Setelah semua tim berkumpul, kita istirahat sebentar, sholat dhuhur dan makan siang ngisi tenaga buat ngetrack ke Puncak yang jalurnya lumayan ekstrim. Jam 13.30 berangkat ngetrek dengan formasi yang sama dan ditargetkan nyampe puncak sebelum maghrib.
Yaah, tapi memang namanya alam. Tak perlu permisi tak perlu menyapa. Sebelum ane dan tim pelopor (total 6 orang) nyampe puncak udah turun kabut dingin. Kebetulan pula 2 cewe yang di depan ngedrop fisiknya, padahal track masih 1/3 jalan lagi dan tanjakan makin tinggi. Waktu udah jam 3 lebih. Akhirnya anak-anak ane buka komnes lagi dan nyeduh mi buat ngisi tenaga cewe-cewe tadi. Sambil nunggu tim penyapu nyampe.
Ternyata tim penyapu lama juga. Daripada nunggu lama. Satu 2 orang dari tim pelopor ane suruh langsung naik bawa carrier+tenda buat nge-tag tempat di puncak. Tal berselang lama. Tim penyapu datang dengan kelelahan. Mereka pun istirahat juga di tempat ane nge-rest. Walah, kabut juga maki turus terus. Akhirnya sesuai kesepakatan. Kita naik bareng-bareng ke puncak. Tapi karena fisk kedua cewe makin lemah dan waktu semakin malam, 2 cewe di handle sama 2 cowo termasuk ane, sedangkan yang lain gowess duluan buat diriin tenda dan nyiapin makan. Tinggal 4 orang di belakang meringku-ringkuk di balik akar sepanjang jalur puncak.
Kebetulan ane masuk dalam Tim Pangrango bersama 10 anggota Mapatra yang lain : Rian "Owed", Faqih "Lapor", Afif "Tison", Erlangga "Owa", Imam "Tilo", Doddy "Jeblos", Mansur "Cemong", Juliandris "Sobek", Mutiara "Lelet",& Gemi. Sedangkan Tim Gede : Arum "Gembel", Gunawan "Nganu", Kholis ''Cenda", Radifan ''Beyeng", Alex "Kode", Saipul ''Owi", Galih "Beser", Agam "Huah", Ferza "Dokem" & Citra "Jenong".
Bertolak dari kampus hari Jum'at malam. Setelah sebelumnya melakukan packing di hall, pukul 21.00 kita berangkat ke Terminal Kampung Rambutan naik busway. Kemudian disambung bus Jakarta-Sukabumi. Di pertigaan Cibodas ane bersama Tim Pangrango turun dan kita berpisah. Ane dan anak-anak Mapatra dalam Tim Pangrango langsung sewa angkot ke Base Camp Cibodas. Pengen punya pengen ingin istirahat di Green Ranger, eh udah penuh. Yaudah akhirnya istirahat di teras warung di Cibodas. Terus ngobrol ga jelas sama anal-anak Menwa Jayabaya sampe pagi.
Sabtu, 2 juni :
Minggu pagi, setelah sarapan. Langsung nembak puncak. Jam 07.00 kita berangkat nge-track. Jalur awal masih datar dengan vegetasi yang renggang & masih ada ladang penduduk sampai pada Pos Panyangcangan. Setelah Pos Panyangcangan, track baru menanjak dengan vegetasi yang semakin merapat. Tapi Tim Pangrango malah memisah jadi dua grup. Seperti biasa, grup Pelopor sama Penyapu. Lima orang di depan termasuk ane jadi pembuka jalan. Hanya terpisah beberapa meter dari tim penyapu. Sekitar pukul 10.30 nyampe di Air Panas Cibodas. Kemudian langsung jalan sampai di Pos Kandang Batu. Istirahat sebentar sambil makan roti. Sembari menunggu tim penyapu kelihatan pertama mukanya. Begitu diteriakin ada jawaban. Ane dkk, langsung jalan lagi sampe ke Pos Kandang Badak buat makan siang. Pukul 12.00 Pas. Molor banget dari perkiraan. Maklum lah, anak-anak baru pertama kalinya ke sini.
Sambil nunggu tim penyapu dateng, kita buka komnes dan makan siang. Setelah semua tim berkumpul, kita istirahat sebentar, sholat dhuhur dan makan siang ngisi tenaga buat ngetrack ke Puncak yang jalurnya lumayan ekstrim. Jam 13.30 berangkat ngetrek dengan formasi yang sama dan ditargetkan nyampe puncak sebelum maghrib.
Yaah, tapi memang namanya alam. Tak perlu permisi tak perlu menyapa. Sebelum ane dan tim pelopor (total 6 orang) nyampe puncak udah turun kabut dingin. Kebetulan pula 2 cewe yang di depan ngedrop fisiknya, padahal track masih 1/3 jalan lagi dan tanjakan makin tinggi. Waktu udah jam 3 lebih. Akhirnya anak-anak ane buka komnes lagi dan nyeduh mi buat ngisi tenaga cewe-cewe tadi. Sambil nunggu tim penyapu nyampe.
Ternyata tim penyapu lama juga. Daripada nunggu lama. Satu 2 orang dari tim pelopor ane suruh langsung naik bawa carrier+tenda buat nge-tag tempat di puncak. Tal berselang lama. Tim penyapu datang dengan kelelahan. Mereka pun istirahat juga di tempat ane nge-rest. Walah, kabut juga maki turus terus. Akhirnya sesuai kesepakatan. Kita naik bareng-bareng ke puncak. Tapi karena fisk kedua cewe makin lemah dan waktu semakin malam, 2 cewe di handle sama 2 cowo termasuk ane, sedangkan yang lain gowess duluan buat diriin tenda dan nyiapin makan. Tinggal 4 orang di belakang meringku-ringkuk di balik akar sepanjang jalur puncak.
Cuaca semakin dingin, kabut kian turun, rintik hujan pun tak
terbendung. Empat orang dibelakang semakin bingung. Tak ada alat
komunikasi, tak ada back-up anggota lagi di belakang. Tapi satu hal yag
pasti. Jika kita ingin selamat kita harus sampai puncak. Gemi masih
kuat berjalan sendiri sembari dipapah Owa. Sedangkan Lelet semakin turun
fisiknya, akhirnya ane gendong aja kalau jalan datar. Kalo jalan nanjak
ane push dari belakang. gemi dan Owa terus jalan, sedangkan ane ama
Lelet semakin tertinggal. Ga masalah, yang penting nyampe puncak.
Akhirnya tinggal dua orang di belakang bersama alam yang semakin malam.
Carrier ane tinggal di bawah karena harus angkat orang. Di ujung
kecapain, tepat sebelum 3 tanjakan terakhir sebelum puncak. Kita berdua
uda kehabisan tenaga. Hampir saja menyerah.
Tapi alhamdulillah, bantuan datang. Dua orang yang sudah sampai
puncak turun untuk back-up kita. Langsung saja semangat naik lagi. Satu
orang ane minta turun ke bawa ambil carrie ane. Sedangkan Lelet dipapah 2
orang di tanjakan terakhir.
Syukur alhamdulillah, terlihat ilalang puncak. Kita hampir berhasil.
Sebelum nyampe tenda, ane tinggalin Lelet sama Sobek ke bawah untuk
nyamperin temen ane yang satu lagi yang nyari carrier ane. Ketemu di
jalan, tapi dia ga nemui carrier ane. Ane minta senter dia langsung lari
ke bawah sebelum bener bener gelap, hampir pukul 6.00. Carrie ketemu
tenaga habis, lemes. Ane merangkak rangkak lagi sampai hampir nyasar
arena udah gelap, akhirnya ketemu temen gua yang tadi. Alhmadulillah.
Ane selamat.
Sampailah kita di puncak tertinggi Pangrago, 3019. Tanah tercinta
Soe Hok Gie, juga para pecinta lama yang lain. Di ujung timur, tinggi
menjulang Gunung Gede dengan kawahnya yang bergelora. Berselimutkan
kabut hitam dunia perlahan menghilang. Dalam peraduannya. Bersama rintik
hujan sepanjang malam. Hangat purnama malam pun tak mampu hapuskan
dingin yang merayap sampai kulit terdalam.
Minggu, 3 Juni :
Dalam hangat mentari pagi,
Kita nikmati alam yang selalu berseri,
Secengkir susu dan kopi, bersama kita nikmati,
Semilir angin di puncak tertinggi,
Dengan kalian.......teman-teman sejati.
0 comments