6-7 November 2013, Tempat Kerja
Tepat
tanggal satu bulan ini, aku resmi memasuki dunia baru. Tempat baru
dengan wajah-wajah baru di kanan kiriku. Bekerja. Tapi sebelum
benar-benar masuk ke area kerja, seperti yang dialami semua karyawan
baru aku dan tiga rekan ku yang baru masuk menjalani program
training/dojo selama beberapa waktu. Sampai hari ini pun, aku
menghabiskan hampir 8 jam waktu di kelas. Tiga rekan baru itu berasal
dari latar belakang yang berbeda-beda pula. Satu dari Garut. Lulusan D3
salah satu perguruan tinggi di kota Bandung. Sebagai seorang Sunda,
logat alus tipinya begitu kental dengan badannya yang maaf, sedikit agak
tebal. Satu lagi dari Magelang. Tinggi putih dan sering menghilang
entah kemana. Lebih banyak diamnya menunjukkan bahwa ada kepandaian yang
dia sembunyikan di balik bahasa nya yang masih agak kaku. Satu terakhir
ini selalu jadi tempat terbaik untuk jadi materi tambahan di sela-sela
kebosanan kelas. Ditambah lagi kisah horornya dengan herper dan 'janda'
di kampung halamannya. Hahaha. Sekilas tentang mereka.
Duduk
di ruangan ber-AC, duduk monoton mendengarkan materi. Tak jauh beda
dengan pembelajaran kuliah beberapa bulan yang lalu. Apalagi tentang isi
materinya. Sudah hampir 90% kudapat saat kuliah dulu. Tentu saja. Aku
berkuliah di kampus yang 100% milik A*tra dan kini bekerja di salah satu
anak perusahaannya. Sering tanganku menopang daguku lekat lekat atau
sesekali menirukan gaya Einstein menyetukan ujung ibu jari dan jari
telunjukknya sedang jemari yang lain disetting bersilangan. Sebenarnya
itu kulakukan untuk menutupi mulutku yang menganga mengantuk. Hehehehe.
Dari kelima air minum dalam gelas di ruangan itu pasti aku yang
memfinishkan isi nya pertama kali di setiap sesi. Banyak hal kulakukan
agar tak membuat aku bosan sepanjang materi. Termasuk menulis semua
informasi yang kudapat dari setiap slide dan ucapan trainer. Alhasil
kalo aku perhatikan, catatanku pasti jauh lebih banyak dibandingkan tiga
rekan baruku itu. Entah karena aku lebih tau duluan sehingga akselerasi
menulisku begitu cepat atau memang aku yang benar-benar memperhatikan
materi. Tapi yang pasti kuyakini hanya satu. Seperti yang diungkapkan
Ali bin Abi Thalib, 'ikatlah ilmu dengan tulisan'.
Di
hari training ke empat dan kelima kami berempat berkumpul dengan 70
peserta training di pabrik yang lain (perusahaan tempatku bekerja
memiliki 5 pabrik) untuk mendapatkan orientasi HR dari HO, tergabung
dalam OJT Batch 242. Semuanya lulusan SMK. Kali ini aku mulai menjadi
perhatian kelas. Lebih sering menjadi pemecah suasana.
Pertanyaan-pertanyaan para trainer sudah kudapatkan sebelumnya sehingga
kau menjadi tahu lebih dulu dibandingkan peserta lain. Tapi agar tak
begitu mencolok aku selalu mengangkat tangan paling akhir. Setelah
memutar pandangan 360 derajat dan tak satupun peserta mengacungkan
telunjuk. Di samping kau, ada satu lagi peserta yang terlihat paling
aktif di kelas itu. Si Ketua Kelas, asli Mojokerto. Jawa Timuran seperti
aku. Jawaban tegas bersemangatnya membuat seorang trainer berkata
kepadanya, "kamu ga jadi tentara atau polisi saja?". Memang sih, dia
berbadan tegap dengan sikapnya yang selalu berapi-api. Pilihan tercocok
sebagai ketua kelas.
Singkat
cerita aku dan Si ketua Kelas menjadi peserta teraktif pilihan trainer
selama dua hari HR Orientation. Dan sebagai reward ada dua miniatur
mobil daihatsu yang kami perebutkan. Kenapa diperebutkan? yah, karena
salah satunya adalah miniatur Daihatsu Ayla Ungu, produk baru pabrik
ini. Masih keren dan New Release. Anget di pasaran dan ramai di
perbincangkan. Miniatur yang lain adalah tidak terlalu mewah. Luxio
putih polos yang kurang begitu familiar. Pun aklhirnya kami
memperebutkan Si Ungu keren di depan kelas. Tiga pertanyaan dadakan
disediakan trainer. Pertanyaan pertama, aku kalah mengangkat tangan dan
jawaban dia benar. Satu poin. Pertanyaan kedua dia mendahului kembali
namun menjawab salah, dilemparlah ke aku dan aku menyelesaikan dengan
baik. Poin sama. Suasana menjadi riuh saat pertanyaan selanjutnya
diajukan oleh peserta lain. Tapi kami berdua tak bisa menjawab.
Akhirnya pertanyaan diambil kembali oleh trainer. Beberepa pertanyaan
diajukan. Sesi ini aku mngangkat duluan, tapi jawaban selalu nyaris
benar. Tibalah pertanyaan akhir yang olehku asing namun bagi pesaingku
sangat mudah. Ternyata hanya beda penamaan saat training sebelumnya. Aku
pun kalah. Duduk dan menenteng Si Putih.
Tak
apalah, bukan sesuatu hal besar untuk ku sesalkan. Ini hanya reward
sederhana. Penyemangat para peserta training. Kutata Si Putih tepat di
depan ku. Disamping tumpukan buku dan helm merahku. Kupandangi lama-lama. Lucu juga.
Tiba
tiba pikiranku terbawa pada masa OJT Kampusku setahun yang lalu. Di
sebuah bengkel perawatan mobil daihatsu. Kala itu ada sebuah mobil putih
polos masuk melakukan perbaikan. Ada yang aneh pada mobil itu. Dari
kejauhan adalah profil mobil Luxio. namun setelah didekati dan
diperhatikan lebih jauh kutemukan logo depan adalah Toyota. Kemudian
berjalan memutari ke belakang dan kudapatkan dua kata "Town Ace". Mobil
apa ini?
Setelah
menanyakan pada senior kuketahui bahwa ini adalah mobil daihatsu versi
ekspor ke Jepang. Keren juga kataku. Terlebih lagi desain interior yang
jauh dari Luxio pada umunya. Fitu-fitur yang lebih lengkap. Juga
teknologi yang dicangkok ke dalamnya, standar keamanan tingkat Jepang
yang jauh di atas negeri kita. Dan aku pun berkata, "Besok nanti aku
pengen punya yang seperti ini ah. Keren. Tapi gimana caranya ya?"
Sore itu Tuhan menjawab 20% pertanyannku setahun yang lalu. Bagiku 20% itu ibarat pemantik api pada
sebuah korek gas. Titik nyala awal yang akan terus membakar mimpi punya
Luxio putih, juga mimpi-mimpi yang masih tercecer lainnya.
0 comments