dan nikmati setiap prosesnya.

Wednesday, November 27, 2013

[ Menjadi Lebih Dekat dengan Indonesia ]

Rasanya menjadi seorang Indonesia seperti yang diceritakan guru SD ku dulu adalah sesuatu yang sangat sulit. Yaitu mengaplikasikan kata kunci bakunya. Keramah-tamahan dan kearifan lokalnya. Apalagi melihat, mendengar, merasa sekaligus hidup di ibukota negeri ini, Jakarta. Tak jauh beda dengan siaran di berita tv nasional maupun lokal yang setiap pagi bahkan sepanjang hari mengekspos ibukota ini. Dengan satu tema awal, kemacetan. Disusul turunan objek penguat lainnya.

Aku yang menjadi bagian dari warga Jakarta selama 3 tahun merasakan bagaimana kemacetan itu terasa. Aksi menyerobot lampu merah adalah sesuatu yang dianggap wajar dan lumrah di sini, apalagi di daerah utara tempat tinggalku dulu. Termasuk juga di dalamnya aku, ketika awal-awal mengendarai motor di sini. Itu baru soal lampu merah. Coba saja naik busway pagi atau sore hari. Antrean panjang nan lama pun akan kalian rasakan. Beberapa tertib, namun lebih banyak yang suka dengan serobot sana-sini, termasuk aku ketika tahu-tahun awal di Jakarta. Hyaaah. Lambat laun, kearifan lokal dengan keramah tamahan itu hanya menggantung di otakku hingga lama-kelamaan menghilang tertutup debu polusi kehidupan ibukota.

Lebih ngilu lagi dengan anak-anak SD yang begitu leganya mengucap kata-kata kasar yang bagi orang dewasa sudahlah sangat kasar. B*go, anj*ng, dan sejenisnya sudah begitu lekat dengan kamus perbendaharaan mereka. Jadilah aku menyebut Jakarta sebagai "north face". Entah apa maksudnya. Tapi yang pasti jika aku bilang berasal dari 'Priuk' akan ada raut sedkit kaget dengan ungkpan 'wuiih' dari teman-temanku yang berasal dari Jakarta bagian lain.

Tapi Sabtu di pagi itu hariku kembali diingatkan pada potret-potret guru-guru SD ku yang sederhana dengan rumah ladangnya, terutama kepala sekolahku yang begitu menginspirasiku tentang pelajaran Matematika. Aku masuk dalam balkon yang dipenuhi potret Indonesia. Petanya terpampang di segala penjuru, Kemudian ditunjukkan dengan garis nama-nama daerah yang logatnya tak asing di telingaku, namun tak pernah terjamah bahasaku. Rote Ndao, Halmahera Selatan,  Lebak, Sangihe, Kapuas Hulu, Enim, Bima, Majene dan seterusnya. Aku kembali ke masa-masa kecilku dulu yang begitu semangatnya ketika guru IPA ku membukakan Peta Indonesia di papan tulis hitam. 

Lebih dekat lagi kudapati banyak sosok-sosok tanpa tanda jasa, para pahlawan yang tak pernah tertulis namanya. Merekalah para penopang pendidikan Indonesia di tempatnya yang terpencil dan tak terjamah. Para local heroes yang sudah mencerdaskan ribuan bahkan jutaan anak Indonesia. Termasuk guru-guru SD ku dulu.

Aku kembali melihat bagaimana bendera Indonesia dikibarkan di depan mataku dan aku menghormat kepadanya. Kemudian persembahan sebuah lagu Tanah Air - Paduan Anak Nusantara kembali mengkaca-kaca mataku. 

Aku kembali menghijau, bersama orang-orang postif yang rela meluangkan waktu lebihnya di 2 hari untuk 'anak Indonesia' itu. Aku sadar aku dan para pasukan berhijau di Festival GIM memili motif dan motif beragam datang dan menjadi relawan #KerjaBakti di sana. Bagiku sendiri aku merasa kangen dengan apa yang disebut 'Indonesia' oleh guru Geografi SMP ku. Tak ada alasan lebih jauh kenapa aku jauh-jauh datang dari Priuk-Jakarta Utara ke Galuh-Jakata Selatan menyiapkan bagian dari acara di Festival ini. 

Aku menghijau kembali, dari dunia ibukota yang begitu gemerlap memanjakan namu membuat kita lupa. Juga ibukota yang dupenuhi setumpuk masala sosial pendidikan yang rasanya begitu sulit menumpuk berantakan. Yang macetnya, antrinya, sosial-lingkungannya, kearifan orangnya membuat nanar di hati

Aku menghijau kembali. Aku merasa lebih dekat kembali dengan Indonesia.

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Jeda . . .
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham | Distributed by Tech Leaps

Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top