dan nikmati setiap prosesnya.

Saturday, January 11, 2014

[ Cinta, Sebuah Kata Kerja ]

"Ya Rasulullah", kata 'Umar perlahan, "Aku mencintaimu seperti kucintai diriku sendiri."

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tersenyum. "Tidak wahai 'Umar. Engkau harus mencintaiku melebihi cintamu pada diri dan keluargamu."

"Ya Rasulallah", kata 'Umar, "Mulai saat ini engkau lebih kucintai daripada apapun di dunia ini."

"Nah, begitulah wahai 'Umar."


Membaca kisah ini saya takjub bertanya. Sebegitu mudahkah bagi orang semacam 'Umar ibn Al Khaththab menata ulang cintanya dalam sekejap? Sebegitu mudahkah cinta diri digeser ke bawah untuk memberi ruang lebih besar bagi cinta pada sang Nabi? Dalam waktu yang sangat singkat. Hanya sekejap. Ah, alangkah indahnya jika saya bisa begitu.

Bagi saya tak semudah itu. Cinta berhubungan dengan kesetawanan hati yang tak gampang dialihkan. Tetapi 'Umar bisa. Dan mengapa dia bisa?

Ternyata cinta bagi 'Umar adalah kata kerja. Maka menata ulang cinta baginya hanyalah menata ulang kerja dan amalnya dalam mencintai. Ia tak berumit-rumit dengan apa yang ada di dalam hati. Biarlah hati menajdi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh amal shalihnya.


Dari sini kita bisa memahami apa yang dikeluhkan oleh Erich Fromm. "Cinta merupakan seni", tulisnya dalam The Art of Loving, "Maka cinta memerlukan pengetahuan dan perjuangan. Sayang, pada masa ini cinta lebih merupakan masalah dicintai (to be loved), bukan mencinta (to love) atau kemampuan untuk mencintai."

Ya. Persoalan cinta menjadi tidak sederhana, karena cinta dalam latar pikir kita adalah persoalan 'dicintai'. Itu adalah sesuatu yang di luar kendali penuh jiwa kita. Kita dicintai atau tidak bukanlah suatu hal yang bisa kita paksakan. Dunia di luar sana punya perasaannya sendiri, yang kadang secara aneh memutuskan siapa yang layak dan tak layak dicintai.

Maka mari kita sederhanakan persoalannya. Bahwa cinta, -sebagaimana 'Umar memahaminya- adalah persoalan berusaha untuk mencintai. Bahwa cinta bukanlah gejolak hati yang datang sendiri melihat paras ayu atau jenggot rapi. Bahwa, sebagaimana cinta kepada Allah yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus diupayakan.  Dengan kerja, dengan pengorbanan, dengan air mata, dan bahkan dengan darah.

Di sini kalimat seorang suami yang suatu hari mengadu untuk bercerai menjadi tidak relevan, "Aku sudah tak mencintainya lagi!" Justru karena kau tak mencintainya lagi, maka cintailah dia. Karena cinta adalah kata kerja. Lakukan kerja jiwa dan raga untuk mencintainya. Kerjakan cinta yang ku maksudkan agar kau temukan cinta yang kau maksudkan. Karena cinta adalah kata kerja.

Di sini kalimat seorang istri yang menerima seorang lelaki dengan keterpaksaan juga tidak mempan. "Aku tidak mencintainya." Engkau bisa memilih. Untuk mencintai atau membenci. Dan dalam keadaan kini, mencintai adalah pilihan yang lebih masuk akal. Bukan perasaan itu. Mungkin ia memang belum hadir. Karena cinta adalah kata kerja.

Mencintai Allah, mencintai RasulNya, mencintai jihad di jalanNya juga berjalan di atas logika yang sama. Ia melampaui batas-batas perasaan suka dan tak suka. Mungkin ia sulit. Atau kalah dibandingkan kecenderungan hati untuk mencintai ayah, anak, saudara, isteri, simpanan kekayaan, perniagaan, dan kediaman-kediaman indah. Tetapi ia mungkin dan masuk akal untuk digapai. Karena bukan 'perasaan cinta' yang dituntut di sini. Melainkan 'kerja cinta'


Di jalan cinta para pejuang, cinta adalah kata kerja. Biarlah perasaan hati menjadi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan amal shalih kita.
Mata airnya adalah niat baik dari hati yang tulus
Alirannya adalah kerja yang terus menerus
(Ditulis ulang dari buku Salim A. Fillah, Jalan Cinta Para Pejuang. halm: 181-184)
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Jeda . . .
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham | Distributed by Tech Leaps

Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top